16/05/11

Antara Exotisme dan Keganasan Gunung Merapi

 
 
 
 
Merapi, kata yang tidak asing lagi bagi kita. Salah satu gunung teraktif di dunia ini terletak di bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki ketinggian 2.835 meter diatas permukaan laut (mdpl). Bahkan gunung merapi menjadi sumber mitos bagi masyarakat Yogyakarta. Dan mitos yang paling dikenal oleh masyarakat Yogyakarta adalah gunung merapi termasuk salah satu "trilogy" penyangga Yogyakarta, yaitu gunung merapi, keraton Yogyakarta, dan laut selatan. Berdasarkan trilogy tersebut sangatlah wajar jika masyarakat Yogyakarta mengkeramatkan gunung merapi. Tapi dibalik itu semua gunung merapi menyimpan exotisme alam dan keganasan alamnya.

Gunung merapi memang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa sebagai bukti ciptaan Tuhan yang maha agung. Terbukti dengan banyaknya para pecinta alam yang berusaha menaklukkan puncak merapi, setidaknya pada hari-hari biasa tercatat sebanyak 10-15 hari pendaki tiap harinya. Jumlah ini membludak saat akhir pekan atau pada saat momen-momen tertentu saat diadakannya upacara adat di gunung tersebut. Ini wajar, karena merapi memiliki nilai "mistis" dan keindahan alamnya. Jika kita lihat dari sudut pandang keindahan alamnya, merapi merupakan salah satu gunung di jawa yang masih menyimpan keragaman vegetasi dan faunanya. Berdasarkan pengalaman penulis, keragaman vegetasi gunung merapi pastinya akan membuat kita tercengang. Keragaman fauna juga masih dapat kita temukan disini, seperti burung, kera, ayam hutan, ular, bahkan juga masih ditemukannya jejak babi. Keindahan alam akan terasa sempurna saat sunset dan sunrise dengan background gunung merbabu. Kabut-kabut seolah-olah memeluk kita, membuat kita merasa betah berada di puncak gunung.

Dibalik exotisme alamnya, merapi menyimpan keganasannya. Ratusan nyawa manusia telah direnggut oleh merapi, terutama untuk para pendaki yang tidak melaksanakan standart safety mountenerring, ataupun kejadian-kejadian aneh yang membuat para pendaki menghilang tanpa jejak. Kejadian-kejadian aneh yang kental dengan aroma mistik tersebut sering disebut sebagai "faktor X" oleh para pendaki. Sebagai salah satu gunung teraktif di dunia, setidaknya setiap tahun gunung ini "menggeliat" memuntahkan laharnya ataupun sekedar mengeluarkan asap tebal yang biasa disebut dengan wedus gembel. Walaupun hanya wedus gembel, asap tebal ini dapat merenggut ratusan nyawa dengan suhu panasnya. Kecepatan wedus gembel ini untuk turun dari kawah gunung mencapai 80-100 km/jam dan menyapu bersih kawasan sekitarnya termasuk perkampungan penduduk, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya amukan merapi ini.

Jika dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, antara exotisme dan keganasannya rasanya kita patut bersyukur dan waspada terhadap gunung merapi. Biar bagaimanapun, gunung merapi adalah milik kita. So, bua para pecinta alam di Indonesia, jangan takut untuk menaklukkan puncak merapi!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar